Doc. Fhoto Sumber : Istimewa
Pringsewu, www.delikhukum.net Kegiatan Bimtek para Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten pringsewu ke jogjakarta dinilai hanya buang-buang anggaran APBD kab pringsewu melalui dinas BAPENDA
Mirisnya, kegiatan tersebut juga dilakukan di tengah kondisi sulitnya perekonomian warga kab pringsewu yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Warga kian apatis karena kegiatan itu juga tidak ada menghasilkan terobosan apapun bagi kemajuan desa mereka
Alhasil, Bimtek yang tengah berlangsung ini ditengarai modus untuk pelesiran dan berpoya poya menggunakan dana APBD yang tertuang dalam DPA milik dinas BAPENDA kab pringsewu tahun 2019
Sementara dana yang digunakan tidak sedikit mencapai puluhan juta bahkan bisa ratusan juta Selain buang-buang anggaran, kegiatan ini juga dinilai tak nyambung. Karena jika diteliti dari sisi manapun, antara jogja dan pringsewu jauh berbeda bak langit dan bumi. Jogja dikenal sebagai daerah wisata maju berkelas internasional. Sedangkan Kabupaten pringsewu merupakan dataran rendah yang hampir 70 persen warganya bekerja sebagai petani.
“Jadi pengetahuan apa yang mau diserap dari jogja sana dan diimplementasikan para kades ini ke kab pringsewu Jangan-jangan alasan saja Bimtek, nyatanya paket tour wisata,” curiga Praduga warga.yang tidak mau di sebutkan nama nya
“Sebagai masyarakat, kami bukannya iri. Tapi apa manfaatnya kegiatan para kades ini bagi desa-desa di pringsewu. Contohnya sepulang dari Bimtek tak ada seorang pun dari kades ini yang memaparkan ilmu yang mereka peroleh dalam Bimtek tersebut. Semenetara mereka berangkat menggunakan dana APBD milik dinas Bapenda kab pringsewu lirihnya lagi.
Karena dinilai hanya membuang-buang anggaran dan ajang cari duit saja. Menurut salah seorang warga pringsewu yang cukup penomenal nama nya ,Suyudi menjelaskan ,,agar aparat penegak hukun dapat menyilidiki dan melakukan pemeriksaan terhadap dinas bapenda kab pringsewu yang melakukan bintek kepala desa ke jogja menggunakan dana APBD tersebut karna menurut saya itu hanya ajang poya poya juga menurut suyudi bahwa pelaksanaan bintek tersebut tidak ada pendampingan dari pihak inspetorat kab pringsewu . Jelas nya
Sementara salah satu kepala desa (Kades) yang engan disebutkan identitasnya mengatakan, saya tidak ikuti Bimtek ke jogja karna tak sependapat. Sebab, dinilai tidak ada manfaatnya untuk masyarakat, ibarat menari diatas penderitaan masyarakat. “Masyarakat desa kembung kempis kok kades nya mau hura-hura. Makanya saya engak mau ikut,” kata kades itu.(Tim)